Tak Banyak Diketahui Ternyata Elon Musk  Nyaris Celaka Gegara Coba Teknologi Baru Tesla Berikut Head to head Hummer Lawan Warrior, Amerika versus Tiongkok

dok net

 JAKARTA (SURYA24.COM)- Elon Musk, seorang tokoh terkenal dalam dunia teknologi dan bisnis, telah menjadi salah satu nama yang paling dikenal di seluruh dunia. Salah satu proyek paling ikonik yang ia pimpin adalah perusahaan otomotif listrik, Tesla, Inc. 

Tesla telah mengubah wajah industri otomotif global dengan inovasi-inovasi yang memecahkan batasan-batasan yang selama ini ada. Artikel ini akan membahas perjalanan luar biasa Elon Musk dan dampak Tesla pada dunia otomotif.

Sang Visioner

Elon Musk lahir di Pretoria, Afrika Selatan, pada tahun 1971. Ia adalah seorang pengusaha multitalenta yang telah menginspirasi banyak orang di seluruh dunia. Selain Tesla, Musk juga terlibat dalam proyek-proyek luar angkasa melalui perusahaan seperti SpaceX dan SpaceX's Starship.

Musk memiliki visi besar untuk mengubah dunia dan membantu mengatasi masalah lingkungan dengan mengurangi emisi gas rumah kaca. Salah satu sarana utamanya untuk mencapai hal ini adalah melalui kendaraan listrik. Pada tahun 2004, Elon Musk bergabung dengan tim Tesla Motors yang saat itu dipimpin oleh Martin Eberhard dan Marc Tarpenning. Dalam waktu singkat, Musk menjadi figur kunci dalam perusahaan tersebut.

Teknologi Otonom

Fakta baru tentang teknologi otonom Tesla, yaitu autopilot, terungkap. CEO Tesla Elon Musk pernah nyaris celaka saat mencobanya. Saat mencoba teknologi baru itu Elon Musk nyaris kehilangan nyawanya. 

"Di sebuah tikungan antar kota 405, teknologi Autopilot tiba-tiba salah membaca jalan karena marka yang memudar. Mobil membelok ke arah berlawan dan hampir menabrak kendaraan dari arah berlawanan," tulis Walter Isaacson dalam buku biografi terbaru Elon Musk, Senin (18/9/2023). 

Dikutip dari Futurism yang dilansir sindonews.com, Elon Musk memang selalu terlibat langsung dalam percobaan teknologi terbaru yang akan diterapkan di mobil-mobil listrik Tesla. Termasuk teknologi otonom Autopilot. Usai kejadian itu Elon Musk langsung marah besar. 

Dia datang ke kantor Tesla dan memarahi para insinyur yang dianggap gagal membuat teknologi yang aman. "Bikin sesuatu yang benar," kata Elon Musk. 

Bagi yang pernah bekerja dengan Elon Musk tentu sangat tahu bagaimana sikap sang bos di perusahaan. Dia dikenal sebagai pribadi yang kuat dan frontal setiap kali bekerja. Jadi marah-marah soal pekerjaan bukan hal yang asing buat karyawan Tesla. 

Hanya saja, menurut Futurism, saat itu kesalahan yang dilakukan Autopilot terjadi karena keinginan Elon Musk yang tidak sesuai dengan saran para insinyur Tesla. Saat Autopilot dibuat Elon Musk ingin mengandalkan teknologi sensor di Tesla. 

Sebaliknya para insiyur Tesla justru ingin agar Autopilot terbentuk dengan mengendalkan teknologi deteksi cahaya dan jangkauan atau LiDAR. LiDAR pada dasarnya adalah radar yang menggunakan cahaya. 

Pesaing Tesla, termasuk Google Waymo, telah lama memanfaatkannya untuk membantu mobil otonom mereka melihat kondisi jalan. Hanya saja Elon Musk enggan untuk menggunakan LiDAR karena beberapa pertimbangan yang salah satunya adalah masalah biaya. LiDAR jauh lebih mahal ketimbang sensor dan akan berpengaruh pada harga mobil listrik Tesla.

 “Ada kesenjangan antara tujuan Elon Musk dan kemungkinannya,” kata wakil presiden senior Tesla Andrew Baglino kepada Isaacson. 

"Dia hanya tidak menyadari tantangannya," tambah Andrew Baglino. 

Hanya saja Elon Musk justru tetap ngotot bahwa sensor adalah hal yang paling masuk akal. Dia bahkan menyamakan sensor itu seperti mata manusia. Menurutnya, mobil bisa dikemudikan karena manusia memiliki dua mata. 

"Jelas bahwa menurutnya kami pada akhirnya harus dapat mengandalkan penglihatan kamera saja,” kata seorang insinyur yang bergabung pada tahun 2014, seperti dikutip dalam biografi tersebut. 

Hingga kini teknologi Autopilot di mobil- mobil listrik Tesla memang mengandalkan kamera dan sensor. Hanya saja untuk mendapatkan tingkat keamanan yang sangat baik, jumlah sensor dan kamera yang digunakan sangat banyak. 

Spesifikasi Hummer Vs Warrior

Seperti diketahui kompetisi Amerika Serikat dan Tiongkok dalam memperebutkan pengaruh di kancah global melibatkan segala sendi kehidupan. Baik dalam persenjataan militer, perdagangan, teknologi, hingga ranah produksi kendaraan. Kedua negara selalu bersaing sengit. 

Soal kendaraan, di era 90an Amerika Serikat melalui General Motors menciptakan kendaraan Hummer untuk versi militer dan diterjunkan dalam Perang Teluk. Belakangan versi sipilnya dibuat dan sangat populer setelah diperkenalkan Arnold Schwarzenegger pada era 90an. 

Tak mau ketinggalan, Tiongkok pun memproduksi kendaraan Humvee serupa, yaitu Warrior. Dikutip dari Slash Gear yang dilansir sindonews.com, Senin (18/9/2023) berikut spesifikasi Hummer As Vs Warrior Tiongkok. 

  1. Humvee Hummer dari General Motors (GM) memiliki sejarah panjang. Versi sipil dari SUV ini diadaptasi dari kendaraan militer yang digunakan dalam Perang Teluk pada awal 1990an. 

Kendaraan berukuran besar ini terkenal boros bahan bakar. Ketika harga bahan bakar naik dan konsumen Amerika lebih concern terhadap masalah lingkungan, GM secara bertahap memperkecil ukuran Hummer di setiap generasi baru. 

Penjualan Hummer mencapai puncaknya pada 2006 dengan raihan 71.000 unit. Namun, resesi ekonomi yang terjadi kemudian memukul GM dengan luar biasa pada medio 2009. Hummer dihentikan produksinya segera setelah itu dan dihidupkan kembali sebagai pikap EV untuk model tahun 2022. 

  1. Warrior Pada tahun 1990-an, ketika Hummer mulai menguasai pasar Amerika, pabrikan milik pemerintah Tiongkok, Dongfeng, mulai mendesain Hummer versi militer untuk Angkatan Darat. 

Pada 2021, Dongfeng memulai produksi Hummer versi sipil, Warrior M50, yang sekilas tampak seperti Hummer H1 awal tahun 1990-an.

 Warrior Vs Hummer 

Warrior M50 ditenagai oleh mesin turbodiesel Cummins 4.0 liter dengan 200 tenaga kuda dan torsi 443 lb-ft. Sementara Hummer H1 ditenagai oleh mesin Duramax V8 6,6 dengan tenaga 300 tenaga kuda dan torsi 520 lb-ft.

 Warrior hadir dengan transmisi manual lima atau enam percepatan. Sedangkan Hummer H1 dilengkapi standar dengan gearbox otomatis 5 percepatan Allison. Kedua kendaraan ini memiliki ground clearance sekitar 16 inci dan sudut pendekatan yang mengesankan, 70 derajat untuk Warrior M50 dan 72 derajat untuk Hummer H1.

 Namun, Warrior memiliki sedikit keunggulan saat kembali menuruni bukit, dengan sudut keberangkatan 45 derajat berbanding 37,5 derajat untuk Hummer H1. Baca Juga Setara dengan Hummer, 

Interior Warrior juga sedikit lebih ramah pengemudi dan penumpang dibandingkan Hummer H1, dengan AC, power window, dan jok kulit. Kedua kendaraan tersebut hadir dengan tangki bahan bakar ganda, namun kapasitas gabungan tangki Warrior hanya 31,7 galon, sedangkan Hummer H1 dapat membawa total 52,5 galon. 

Tahun lalu, Dongfeng membocorkan rencana untuk versi EV dari Warrior yang ditenagai oleh empat motor listrik dengan output gabungan lebih dari 1.000 tenaga kuda. 

General Motors juga telah mengumumkan beberapa peningkatan yang akan datang dan level trim baru untuk Hummer EV model 2024, yang akan meningkatkan output hingga 1.000 tenaga kuda dengan paket baterai 24 modul opsional.***